Kuliah Kedokteran
Kuliah di bidang Kesehatan khususnya jurusan Kedokteran adalah kuliah dengan biaya paling tinggi, selain biaya masuknya yang tinggi, biaya prakteknya juga sudah terkenal di kalangan masyarakat paling tinggi, tidak heran jika kita sakit kemudian pergi ke dokter biayanya lebih mahal dari pada ke Puskesmas atau ke Pak Mantri. apalagi kalau sudah ke dokter spesialis, yang jelas sekali datang saja kita harus merogoh gocek lumayan banyak, apalagi ditambah dengan menebus obat-obatnya.
Universitas Indonesia (UI) merupakan perguruan tinggi negeri favorit di Indonesia yang juga memiliki fakultas Kedokteran dan menjadi fakultas favorit yang begitu banyak diminati dan diserbu oleh para calon mahasiswa yang tergolong mampu di seluruh Indonesia. Universitas Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi negeri yang biaya kuliah di fakultas kedokteran tergolong murah dibandingkan dengan Universitas negeri lainnya. maka dari itu,jika kalian ingin bercita-cita untuk menjadi dokter dengan biaya yang tidak terlalu tinggi, siapkanlah diri kalian untuk belajar yang giat untuk mengikuti SBMPTN, sehingga dapat diterima di Universitas Indonesia.
Di tahun depan pemerintah mempunyai visi bahwa calon dokter tidak hanya di huni oleh para calon mahasiswa dari kalangan orang yang kaya raya saja. akan tetapi bagi semua kalangan yang mempunyai prestasi membanggakan.
Jakarta - Pada hari Rabu (18/11) hingga Minggu (22/11). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akan menggelar Muktamar dan membahas soal pendidikan kedokteran yang arahnya akan mengubah wajah pendidikan kedokteran di Indonesia. Dimana cerminan bahwa pendidikan kedokteran itu hanya dihuni oleh kalangan orang yang kaya raya akan diubah, pendidikan dokter sewajarnya memang milik semua orang yang memiliki kemampuan akademis dan mental yang mumpuni. kalau untuk sekarang, pendidikan kedokteran hanya bagi orang yang kaya raya, ini akan menimbulkan suatu masalah, belum tentu kemampuan yang dimiliki calon mahasiwa tersebut bisa diandalkan. Namun, yang pasti calon mahasiswa yang kurang mampu dalam hal biayapun mereka juga memiliki skill, namun tidak akan mampu menempuh kuliah kedokkteran.
Bibit dokter unggulan itu kalau dididik dengan program pendidikan kedokteran tentu akan tumbuh menjadi tenaga medi yang handal. Secara kemampuan, pengetahuan dan fisik juga tidaklah perlu dipertanyakan lagi.
Mahalnya pendidikan dokter bukan hanya karena biaya pendaftaran yang begitu besar. Di sisi lain, waktu pendidikan yang begitu panjang juga tidak bisa dihiraukan. Dulu sebelum 2011 atau sebelum program internsip dicanangkan, dokter harus mengikuti program pegawai tidak tetap (PTT) sekitar satu tahun. Lalu ditambah waktu kuliah sekitar empat tahun, pendidikan koas selama setahun dan ujian kompetensi dokter Indonesia (UKDI) yang begitu sulit, bisa setahun atau kurang. untuk pendidikan dokter yang melalui PTT, seseorang membutuhkan waktu 6 tahun 7 bulan untuk menempuh pendidikan dari kuliah hingga bisa memiliki izin praktek mandiri.
Namun, pendidikan kedokteran setelah 2013 itu menjadi jauh lebih panjang, bisa mencapai 8 tahun hingga 10 tahun. Kuliah selama empat tahun, pendidikan koas menjadi dua tahun, ujian UKDI yang antriannya panjang butuh setahun dan program internship selama setahun penuh. Maka waktu panjang ini haruslah dipangkas agar lebih murah.
Ketua IDI Majalengka dr Erni Harleni menuturkan,"untuk mengurangi besarnya biaya pendidikan bisa dilakukan dengan mengubah roh dari pendidikan kedokteran. Misalnya, pendidikan kedokteran gratis untuk setiap orang yang memiliki kemampuan.Tentunya bisa dites dan semacamnya. Kami akan bahas itu di muktamar IDI. Semoga semua lancar dan bisa diajukan ke Menteri Kesehatan," tegasnya.
Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekndikti Ali Ghufron Mukti membantah jika fakultas kedokteran hanya untuk mahasiswa kaya.
"Pemerintah punya program Bidik Misi (bantuan pendidikan mahasiswa miskin, red)," katanya kemarin. Program Bidik Misi yang menggratiskan biaya kuliah itu juga dialokasikan untuk mahasiswa miskin berprestasi di fakultas kedokteran.
Mantan Wakil Menteri Kesehatan itu mengatakan PTN yang mendapatkan alokasi bidik misi tidak boleh hanya membuka akses bidik misi di fakultas-fakultas sosial atau yang kurang diminati. Alokasi bidik misi harus disebar merata ke seluruh fakultas yang ada di sebuah PTN.
Terkait dengan program internship sendiri, Ali Ghufron mengatakan ditujukan untuk memberikan kesempatan pemahiran dan pemandirian bagi dokter-dokter yang baru disumpah. Dia mengatakan ketika mengikuti program koas (pendidikan profesi dokter), mereka masih belum leluasa mempraktikkan ilmunya mengobati pasien.
sumber: (jpnn)