Terobosan Program Indonesia Terang 2016. Pemerintah telah membuat terobosan dan pendanaan untuk program Indonesia Terang (PIT). Salah satunya adalah dengan memberikan sebuah insentif menarik bagi para investor. Pemerintah juga berharap dari pendanaan Gabungan antara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), investasi pihak swasta dan masyararakat serta hibah program Corporate social responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan yang ada di Indonesia dapat mencapai Rp 53triliun itu bisa berjalan sukses.
Estimasi dana yang dibutuhkan untuk percepatan PIT mencapai Rp 100triliun. Dengan dana sebesar itu, program ini diperkirakan dapat memasok sekitar 1000 (seribu) Megawatt (MW) listrik dari Sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Keterangan tersebut didapat dari Tim PKP Kementrian Komunikasi dan Informatika pada hari Selasa (31/5).
PIT sendiri diterapkan melalui strategi inklusif, terjangkau, bertahap, serta transparan dan akuntabel. Inkusif sendiri berarti semua pihak terkait dan aktif dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program. Terjangkau sendiri berarti harga langgangan listrik energi terbarukan tidak melampaui daya beli masyarakat.
Bertahap sendiri berarti program tersebut akan dimulai dari desa-desa di daerah yang terpencil, di daerah perbatasan dan kepualauan di pelosok Timur Indonesia dan secara bertahap menuju ke daerah barat. Adapun transparan dan akuntabel diwujudkan dengan menyerahkan audit dan evaluasi dampak dari program PIT itu sendiri kepada pihak ketiga yang telah terpercaya.
Kementrian ESDM sendiri juga telah memberikan perhatian khusus bagi masyarakat desa dan di daerah pelosok agar dapat segera menikmati akses listrik. Marilah kita semua ikut menyukseskan program ini, karena tanpa kebijakan dan aksi nyata, mustahuil listrik dapat terakses ke daerah-daerah pelosok dan terpencil sesuai dengan target yang telah direncanakan. Listrik itu sangatlah penting, karena tidak hanya sebagai penerangan tetapi juga sebagai jendela masuknya sebuah peradaban.
Program Indonesia Terang (PIT) sendiri telah menyasar kepada 12.659 desa di 6 provinsi di Timur Indonesia yang belum terjamah oleh jaringan istrik dari PLN. Dan perlu ada perhatian khusus untuk menerangi 2.519 desa terpencil dan terpelosok tersebut yang masih gelap gulita sampai saat ini.
Dan saat ini, Unit Pelaksana Program Indonesia terang tengah mempersiapkan kantor Koordinasi WIlayah Indonesia Timur di Ambon, Maluku yang akan diperkirakan mulai beroperasi pada bulan Juli Mendatang. Semoga saja, program ini cepat terlaksana dan tidak ada lagi saudara kita di wilayah timur sana yang tidak mendapatkan pasokan listrik.