Sebegitu Pentingkah Mengantar Anak Ke Sekolah?- Liburan panjang tidak terasa sudah usai, sekarang saatnya anak-anak kembali ke sekolahnya masing-masing. Dan pada hari pertama masuk ke sekolah. Anak-anak didampingi oleh orang tuanya masing-masing. Bahkan hal ini sudah menjadi peraturan semenjak ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Anies Baswedan.Yang jelas harapannya agar ada keterjalinan yang harmonis antara sekolah dengan orang tua.
Orang tua mengantarkan anaknya ke sekolah. (sumber: beritakaltim.com) |
Sebegitu pentingkah mengantarkan anak ke sekolah? Benarkan akan terjalin pertalian batin antara sekolah dan orang tua dengan pola mengantarkan anak? Masih kurangkah sinergitas jalinan sekolah dan orang tua?
Untuk dua pertanyaan pertama, saya kira tidaklah menjadi hal yang signifikan atas sebab anjuran Mendikbud ini. Mengantar anak tidak lantas akan terjalin sinergitas hubungan sekolah dengan orang tua. Tetapi cukup baik untuk memastikan perhatian yang kuat dari orang tua dengan sang anak. meskipun tidak jarang momen-momen penting (mengantar anak ke sekolah) ini sering terabaikan oleh dalih keseibukan.
Ajakan pak Menteri berbarengan dengan usainya dunia pendidikan dirundung masalah. Murahnya pengaduan orang tua ke pihak yang berwajib atas perlakuan guru ke murid marak terjadi dimana-mana. Sebuah paradigman baru bagi perkembangan etika masyarakat melihat sebuah proses pembelajaran. Untunglah situasi perilaku kriminalisasi di dunia pendidikan ini segera reda setelah hampir semua elemen masyarakat bersuara.
Artinya, alasan pak Menteri untuk meminta wali murid mengantar anaknya ke sekolah ditengarai bukanlah semata agar ada hubungan yang baik antara orang tua dan sekolah. Saya meyakini jika dibalik ajakan itu Mendikbud inign menitipkan pesan khusus agar orang tua lebih punya waktu untuk melihat keseharian anaknya di sekolah. Tetapi saya masih pesimis jika pesan khusus tersebut akan tersampaikan dengan baik ke orang tua, Mengapa?
Ilustrai: perhatian orang tua terhadap anak. (sumber:fimela.com) |
Pentingnya Perhatian Orang tua?
Sebagai orang yang setiap hari berada di kehidupan pendidikan, saya melihat tidak sedikit dari orang tua yang mengantarkan siswanya hanya sebatas kewajiban agar anaknya sampai ke sekolah. selebihnya teramat jarang saya melihat orang tua yang dengan kerelaanya, berkenan berhenti sejenak melihat situasi pagi di sekolah.
Memunculkan keinginan orang tua agar menyisihkan waktu sejenak dengan membaca situasi sekolah juga bulankah hal yang mudah. Dalam kasus yang sering terjadi di sekolah saya, justru ada yang membiarkan anak datang terlambat dengan alasan bangun kesiangan, menunggu matang sarapan atau masih membantu orang tua.
Adakalanya malah sebagian siswa menjadikan alasan itu sebagai dalih untuk meminta kesadaran sekolah atas keterlambatannya. menghadapi situasia semacam ini tentunya sekolah berada dalam kegamangan. apalagi jika home visit oleh wali kelas dan guru BK tidak terlalu direspon dengan baik oleh orang tua. Itulah gambaran riil yang terjadi di keseharian aktifitas di sekolah.
Maksud dari penjabaran di atas adalah,permasalahan hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua sejatinya memmang diperlukan, tidak saja oleh sekolah tetapi juga oleh orang tua. sayangnya, realitas yang ada selama ini masih dalam taraf yang minim. Pastisipasi masyarakat, perhatian orang tua, termasuk upaya keterbukaan sekolah masih jauh dari situasi ideal.
Menelisik sebab mengapa masih belum ideal itu sudah banyak yang mengetahuinya. Entah karena sebab sibuknya orang tua, kurang kuatnya upaya sekolah, kegamangan orang tua untuk mendekat ke pihak sekolah, ketidaktahuan akan makna pentingnya hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua, maupun sebab lainnya. Maka menjadi menarik ketika pak Menteri melemparkan wacana agar orang tua berkenaan mengantarkan putranya ke sekolah.
Keyakinan saya atas hal yang tersirat attas ajkaan pan Menteri ini semakin kuat, karena saya menyakini jika perhatian orang tua adalah yang yang sunnah, tida bisa diwajibkan oleh sekolah dan negara terhadap orang tua. Padahal sebenarnya menjadi hal yang wajib bagi orang tua yang faham akan kepentingan perkembangan anaknya.
Pak Menteri pun ingin juga meyiratkan jika hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua bukan semata hanya dari segi merespon kala ada pemberitahuan sumbangan dan sejenisnya. Hubungan orang tua dan sekoalah bersifat multidimensi, yang bisa mengisi perbaikan semua pihak-pun bisa menjadi pintu masuk untuk mengatasi permasalahan yang ada di sekolah.
Kehadiran dan dan perhatian orang tua ke sekolah ada yang menyakini bisa meningkatkan rasa percaya diri siswa. bisa melenyapkan prasangka yang tidak tidak terhadap aktifitas yang dilakukan sekolah. Bisa menjadi bagian pengawasan yang tidak formal bagi sekolah. bisa pula membuka adanya dialog yang dinamis demi kemajuan dan peningkatan sekolah secara kelembagaan.
Yang Penting Terus Berproses
Ayo Kembali ke sekolah! apapun postur dan situasi yang ada seyogyanya terproses untuk disempurnakan. Perhatian orang tua memang masih terlihat lemah. Maka jadikan ajakan pak Menteri mengantar putra-purinya kita sebagai bagian yang tida terpisahkan untuk menumbuhkan perhatian dan jalinan hubungan sekolah dan orang tua.
ilustrasi: pendisiplinan siswa di sekolah (sumber: infonitas.com) |
Begitupun dengan kondisi riil sarana dan prasaran yang ada di sekolah. memproses lewat partisipais masyarakat bukanlah hal yang salah selama jalur pemenuhannya serta pertanggungjawaban atas partisipasi itu sesuai dengan kwajaran dan aturan yang ada.
Dunia pendidikan negeri ini harus terus berproses menuju perbaikan. Pola sinergisitas semua elemen bangsa ini bisa menjamin kekuatan untuk bisa memperbaikinya.
Salam Pendidikan...
*ditulis oleh Guru dari SMPN 2 Jenggawah - Jember dan juga dimuat di radar jember edisi (18/7/2016).