Microsoft: Teknologi Tidak akan Gantikan Profesi Guru. Pada zaman modern seperti saat ini, kemajuan dunia teknologi dapat dirasakan oleh semua kalangan, salah satunya adalah para pelajar. Mereka dapat dengan mudah mempelajari sesuatu bahkan tanpa ada guru yang mendampingi. Siswa bisa mencari informasi apa saja di Internet. Bahkan terkadang kecerdasan seorang guru sangatlah terbatas untuk menjawab beberapa pertanyaan dari siswanya. Lantas, apakah kemajuan tekologi ini nantinya akan menggantikan profesi seorang guru? simak informasi berikut ini.
Vice president worldwide education microsoft, Anthony Salcito |
Teknologi tidak akan bisa gantikan Profesi Guru. Era digital memang memberikan perubahan dan dampak yang besar di dunia pendidikan. Dimana para siswa yang ingin belajar tidak perlu menunggu lama mencari di Perpustakaan atau tanya kepada para Gurunya. Hanya dengan smartphone di gemgamannya dia bisa mengakses internet dan mencari segala informasi yang dibutuhkan. Kemudian pertanyaan besar muncul, masihkah para pelajar di masa depan membutuhkan seorang guru? bukankah hal tersebut bisa digantikan oleh kecanggihan dari teknologi? Berikut ini dari pihak Microsoft yang akan menjawabnya.
Vice President Worldwide Education Microsoft, Anthony Salcito memberikan jawaban tidak. Bahkan dia justru berfikir sebaliknya. Di era digital seperti saat ini dan masa yang akan datang, peran guru justru semakin besar dan dibutuhkan. Kuncinya adalah bagaimana guru merangkul perubahan dan menjadikannya alat untuk mengasah dan mengoptimalkan potensi siswa.
"Dunia saat ini jauh lebih dinamis dan jauh lebih beragam," ujar Salcito ketika berbicara dengan wartawan di Bett Asia 2016, Kuala Lumpur, Malaysiya, Selasa (15/11). "Guru harus merangkul itu dan melihat peran mereka secara fundamental sudah berubah." katanya, yang juga dilansir di republika.
Salcito menjelaskan bahwa kita semua menyadari potensi untuk perubahan saat ini jauh lebih berbeda. Jika berpikir tentang peran pendidik era sebelumnya, sebagian besar fokusnya adalah pada konten pendidikan dan bagaimana menyebarkannya kepada murid. Yakni berbagi ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki guru kemudian disalurkan dan diharapkan dapat diserap oleh siswa 100 persen.
Pada guru pun sebenarnya juga sudah menyadari bahwa di era digital ini sangatlah berbeda. Para siswa justru banyak belajar di luar sekolah.
"Jadi peran guru berubah, dari penyebaran menjadi benar-benar mendorong dan menginspirasi murid untuk menyerap potensi itu. Itu membutuhkan elemen teknologi baru, itu membutuhkan peran berbeda dari pendidik, lebih kaya dalam banyak cara," ujar Salcito.
"Jadi ketika guru mengatakan, oh ya murid belajar tanpa saya, mereka (guru) bisa berkata, saya bisa memanfaatkan itu saya bisa merangkulnya.. itu merubah apa yang bisa saya lakukan di kelas."
Menurut Salcito, guru bisa beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi berbasis data. Dengan cara menggunakan aplikasi data dan statistik untuk memonitoring tingkah laku, minat, potensi hingga perkembangan siswa untuk memahami kelebihan serta kemampuan siswa dan bagaimana cara meningkatkannya.
"Saya tidah harus mengajarkan 40 anak (misalnya) dengan cara yang sama, saya benar-benar bisa memvariasikan instruksi dan sumber daya yang saya sediakan kepada (maisng-masing) murid berdasarkan data, jadi akan lebih terarah," ujarnya.
Bahkan Salcita mengatkaan, Jika ada guru yang merasa cemas akan tergantikan oleh teknologi berarti dirinya tidak siap untuk perubahan. Padahal jika mereka menyadarinya, era digital ini dapat membuat peran dalam profesi guru benar-benar dapat meningkat. Kuncinya adalah bagaimana guru berinovasi lebih dari sebelumnya.
"Peran mereka menjadi jauh lebih strategis, dalam pengembangan pendidikan dan potensi apa saja yang bisa didorong," kata dia. karenanya, "Di era digital ini Saya tidak berpikir guru tidak aka penting lagi bagi pendidikan, saya justru melihat sebaliknya." tutupnya.