Keliling dunia berkat Ilmu Sejarah - Ketika kita sedang duduk dibangku sekolah, pelajaran yang paling tidak disukai oleh siswa adalah matematika dan biasanya yang kedua adalah sejarah. Tidak sedikit siswa yang mengatakan bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran yang menjenuhkan karena di pelajaran sejarah siswa lebih dituntut untuk menghafal. Tapi ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar, buktinya Andrian Perkasa bisa berkelililing dunia berkat kecintaannya pada ilmu sejarah.
Sudah banyak negara yang disinggahi oleh Andrian terutama negara-negara yang memiliki wisata edukasi, seperti Perancis, Taiwan, Hong Kong, Italia, Singapura, Portugal, dan masih banyak lainnya.
Andrian seorang penggemar ilmu sejarah termasuk orang yang ikut andil didunia Intertainment, dia adalah salah satu aktor fil Ketika Cinta Bertasbih dan Cinta Suci Zahrana. Kecintaanya pada bangunan candi ternyata datang dari ayahnya yang sering mengajak dia berwisata, terutama ke Trowulan yang sering dikunjungi katika sedang malakukan perjalan ke Surabaya.
Tapi ketika duduk di bangku SMA, Andrian lebih memilih bidang lain untuk dipelajari lebih dalam dengan kata lain dia tidak begitu menekuni ilmu sejarah. Dia malah memiliki prestasi di bidang biologi. Tapi ketika dia disuruh memilih fakultas apa yang akan dia ambil untuk perguruan tinggi, dia memutuskan untuk mengambil ilmu sejarah.
Ada kata-kata dari orang tuanya yang sampai sekarang masih dia ingat ketika dia memutuskan mengambil ilmu sejarah di perguruan tinggi "Waktu daftar dimarahi. Sejarah mau jadi apa? Teman-teman pun sebagian besar masuk di kedokteran, kedokteran gigi, kedokteran hewan" dikutip dari Okezone.com.
Dari kata-kata itulah akhirnya Andrian memutuskan untuk mengambil dua kuliah sekaligus, yang pertama adalah S-1 Ilmu Sejarah dan S-1 Hubungan Internasional di Universitas Airlangga pada tahun 2006. Inilah awal yang mengantarkan Andrian berkeliling dunia dengan modal ilmu sejarah.
Dari dua kuliah yang dia ambil, dia menyadari bahwa Ilmu Sejarah lebih memberikan kesempatan luas untuk terus berkembang. Buktinya skripsi yang dia susun dengan tema sejarah yang berjudul Orang-Orang Tionghoa dan Islam di Majapahit mendapat dukungan dari Profesor Islam kenamaan yaitu Syafii Maarif, dan menjadi skripsi pertama yang diterbitkan oleh nasional.
Baca juga Irsan Mahasiswa ITS wakili Indonesia di Student Energy Summit di Merida, Meksiko
"Dari situ aku mikir, dunia akademisi itu ternyata menarik. Di dunia akademisi ini, orang tidak dibedakan berdasarkan asal usul golongan, tua maupun muda, tapi berdasarkan prestasi" kata Andrian.
Akhirnya Andrian bergabung dengan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pelestarian warisan pusaka yang bernama Badan Pusaka Indonesia. Dari buku-buku dan makalah penelitian yang dia buat, Andrian jadi lebih sering keliling dunia. Seperti yang dia katakan berikut "Aku jadi tambah sering keliling Indonesia, bahkan dunia, gara-gara sejarah".
Karena ketertarikannya tentang ilmu sejarah belum juga terobati akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan S-2 di Universitas Gadjah Mada. Berkat prestasi yang dia miliki, dia hampir tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya untuk biaya kuliah S-2nya. Dia adalah penerima Graduate Student Fellowship di Asia Research Institute National University of Singapore pada tahun 2013.
Sejak 2016 dia sudah menjadi dosen tetap non-PNS di Departemen Ilmu Sejarah Unair. Dan ditahun 2017 ini dia sedang menyiapkan sebuah proyek penelitian bersama akademisi tingkat dunia. Proyek penelitian inipun dibiayai oleh Uni Eropa dan Berjejaring dengan akademisi dari Universitas Harvard dan National University of Singapore untuk melakukan penelitian di kampung-kampung kuno di Surabaya.