Beda Dosen Kampus Indonesia dengan Luar Negeri. Dosen adalah seorang maha guru bagi mahasiswa yang kuliah di suatu Universitas. Namun peran dosen dengan guru-guru di sekolah pada umumnya tentunya berbeda. Para dosen sudah tidak lagi mengajarkan dengan cara menuntun mahasiswanya seperti para guru yang mendidik siswanya di sekolah. Kebanyakan dosen lebih menuntut para mahasiswa untuk lebih aktif dan proaktif dalam mempelajari ilmu.
Dosen mengajar (shutterstock) |
Perbedaan Dosen di Kampus Indonesia dengan Luar Negeri. Hal yang paling menarik untuk dibahas mengenai Dosen yaitu adalah perbedaan antara dosen yang berada di kampus Indonesia dengan Dosen di Kampus Luar Negeri. Mungkin kebanyakan mahasiswa Indonesia sangat penasaran sekali dengan cara-cara dosen di luar negeri mengajar dan menguji para mahasiswanya.
Berikut ini ada penuturan dari salah seorang Dosen Lulusan Monash University, Australia yaitu Novi Rahayu Restuningrum. Novi mengungkapkan bahwa sebenarnya mengenyam pendidikan di luar negeri sama artinya dengan mengenal dunia global.
Baca Juga: Cara memperoleh NIDK, NID dan NUP bagi Dosen
Memiliki koneksi secara internasional hanya bisa didapatkan dengan kuliah di luar negeri. Bahkan, bisa bertemu dengan ahli-ahli kelas dunia ketika menempuhprogram doktor di Australia.
"Dan yang paling penting tahu suasana akademis di luar negeri. Di sana itu dosen atau supervisor sangat membimbing kita. Kalau salah tidak apa-apa," Ujarnya dalam media briefing di Hotel kawasan Thamrin, Jakarta seperti dilansir media okezone.
Novi juga menceritakan berbagai pengalamannya ketika kuliah di kampus Indonesia. Ketika kuliah di kampus Indonesia dia sangat takut sekali ketika akan diuji oleh Dosen. Karena para Dosen di Indonesia biasanya akan mencari kesalahn atau kelemahan dari karya Mahasiswanya.
"Sampai ada istilah takut 'dibantai' sama dosen. Sehingga saat kuliah di Monash University itu terbawa. Tetapi ternyata di sana berbeda. Mahasiswa seperti diajak ngobrol, bukan seperti diuji," tuturnya.
Yang dilakukan Dosen di Luar negeri yaitu pertama-tama mereka memberikan apresiasi atas hasil karya Mahasiswanya terlebih dahulu. Setelah itu membimbing dalam bentuk masukan. Namun, Mahasiswa tetap diminta untuk berpikir sebelum merevisi.
Baca Juga: Penyebab Dosen tidak lolos seleksi beasiswa
"Bimbingan itu mahasiswa disuruh membandingkan bagaimana kalau memakai cara A atau B. Sehingga mereka tidak mengkritik, tetapi mengajak kita diskusi untuk mencapai hasil terbaik," paparnya.
Pengalaman tentang dunia pendidikan di Luar negeri yang banyak memberikan pelajaran berharga yaitu adalah 'kesantunan akademis'. Dan hal tersebut bisa dibawa pulang ke Indonesia untuk diceritakan.
"Ternyata hal-hal yang dialami di akademis itu berdampak besar. Bahwa diuji bukan berarti 'dibantai', tetapi pekerjaan kita tetap diapresiasi. Kemudian diberi arahan sambil diajak berpikir lagi,"tutupnya.