Cara Atasi Siswa Bisa Baca Tapi Tak Tahu Maknanya. Dunia pendidikan semakin tahun semakin mengalami kemajuan, hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa pada Pendidikan Anak Usia Dini sampai tingkat Sekolah Dasar yang mempunyai kemampuan membaca yang luar biasa. Namun, setelah diadakan penelitian oleh tim USAID Prioritas hasilnya sangat mencengangkan. Banyak siswa yang bisa membaca tetapi mereka tidak paham maknanya.
prioritaspendidikan.org |
Kebanyakan Siswa Bisa Baca tapi tidak tahu Maknanya. Ternyata para guru dan orang tua tidak boleh terlalu senang terlebih dahulu apabila anaknya sudah pandai dan lancar membaca. Karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh USAID prioritas, hasilnya menyebutkan bahwa banyak siswa lancar membaca akan tetapi kurang bisa memahami isi bacaannya tersebut.
USAID prioritas sendiri adalah program bantuan dari negara Amerika Serikat untuk negara Indonesia supaya pendidikan dasar di Indonesia bisa meningkat kuliatasnya.
Penilaian yang dilakukan oleh Tim USAID prioritas ini melibatkan 15.941 peserta didik dari kelas 3 SD. Semua peserta didik tersebut berasal dari 7 (tujuh) Provinsi di Indonesia selama kurun tahun 2012 sampai dengan 2015. Provinsi yang dinilai kemampuan anak didiknya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Banten.
Hasil yang didapat dari penilaian kemampuan membacanya rata-rata bagus dan sudah lancar membaca. Namun, kebanyakan mereka kurang bisa memahami makna dari isi bacannya. "Pemahaman membaca siswa yang di-sample rata-rata masih di bawah 80 persen," kata Koordinator Provinsi USAID Prioritas Jamaruddin, disitat dari JPNN, minggu (16/10).
Dia menambahkah, bahwa ini harus menjadi perhatian khusus bagi para guru yang mengajar. Karena kemampuan memahami isi bacaan ini sangatlah penting, hal tersebut dapat mempengaruhi penyerapan materi pelajaran. Jika hal tersebut dibiarkan, maka dampak buruknya adalah prestasi siswa cenderung menurut dan sulit untuk meningkat.
Apalagi pada tingkatan kelas selanjutnya, mata pelajaran yang dia hadapi lebih banyak dan kompleks sehingga dibutuhkan pemahaman yang baik terhadap materi. "Jangan sampai mereka tertinggal belajar dari teman-temannya, "Jelasnya.
Selain itu, Wakil Direktur Program USAID Prioritas Feiny Sentosa juga memberikan komentar terhadap hasil dari penilaian yang telah dilakukan. Dia mengatakan bahwa guru perlu melakukan inovasi belajar sejak kelas awal (satu). Sehingga ketika sudah memasuki kelas 3 mereka bisa sudah bisa membaca dan memahami isi bacaan dengan baik.
"Peningkatan kemampuan membaca bisa dengan cara EGRA (early grade reading assessment )," kata dia. Feiny juga menjelaskan bahwa dengan metode EGRA guru bisa meningkatkan kemampuan membaca siswa, karena di dalam EGRA itu sendiri terdapat metode yang bagus ditunjang dengan tugas-tugas penting.
Salah satunya yaitu mengenal nama huruf, membaca kata-kata bermakna, dan membaca kata-kata yang tidak bermakna. Selain itu, peserta didik juga diajak membaca dengan lancar, menjawab pertanyaan untuk pemahaman dan mengasah kemampuan menyimak cerita.
Cara sederhana dari model EGRA ini yaitu peserta didik belajar memprediksi isi bacaan sebelum membaca dan merangkum bacaan setelah membacanya. "Prediksi bisa dilakukan banyak cara. Seperti menunjukkan gambar ilustrasi bacaan yang akan dibaca," tuturnya.
Feni juga mengungkapkan bahwa dirinya juga mendukung program 15 menit membaca yang telah digalakan oleh Pemerintah. Dia juga berharap guru dapat menerapkan kegiatan membaca sebelum kelas dimulai. Guru juga harus tetap mendampingi siswanya dalam proses pembelajaran membaca dan memahami isi bacaan pada materi yang diajarkannya.